Rabu, 21 September 2011

Manfaat Penggunaan Video Sebagai Media Pembelajaran

logovideo 300x180 Manfaat Penggunaan Video Sebagai Media PembelajaranKita dapat melihat banyak sekali sumber belajar. Selain dari guru atau instruktur, kita juga telah belajar dari bahan atau material seperti misalnya buku, radio, majalah, film bingkai, video dengan atau tanpa bantuan alat-alat seperti proyektor dan pesawat radio/ video. Bahan dan alat yang kita kenal dengan istilah software dan hardware tak lain dan tak bukan adalah media pendidikan.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal sangatlah perlu menggunakan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Adapun manfaat penggunaan media video pada proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
1)      Sangat membantu tenaga pengajar dalam mencapai efektifitas pembelajaran khususnya pada mata pelajaran yang mayoritas praktek.
2)      Memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam waktu yang singkat
3)      Dapat merangsang minat belajar peserta didik untuk lebih mandiri.
4)      Peserta didik dapat berdiskusi atau minta penjelasan kepada teman sekelasnya.
5)      Peserta didik dapat belajar untuk lebih berkonsentrasi
6)      Daya nalar Peserta didik lebih terfokus dan lebih kompeten.
7)      Peserta didik menjadi aktif dan termotivasi untuk mempraktekan  latihan-latihan.
8)      Peserta didik dapat menayangkannya di rumah karena materi sudah dalam format
film atau VCD.

9)      Memenuhi tuntutan kemajuan zaman pendidikan, khususnya dalam penggunaan
bidang media teknologi.
10)  Memberikan daya pemahaman keterampilan yang lebih terstruktural.
Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkrit ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan kerucut pengalaman (Cone Of Experience) dari Edgar Dale dan pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu apa yang paling sesuai.
Adapun kelebihan dari video adalah dapat menstimulir efek gerak, dapat diberi suara maupun warna, tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya, dan tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya. Sedangkan pada kekurangan atau kelemahannya adalah video memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya dan memerlukan tenaga listrik
c.   Konsep Dasar pengembangan Materi video
Pengembangan materi dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah lembaga pendidikan atau beberapa lembaga pendidikan lainnya, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan yang kemudian dirangkum dari hasil analisis bersama.
Sebagai tenaga profesional yang memiliki tangung jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswanya, seorang guru yang dalam hal ini adalah tenaga pengajar yang diharapkan mampu mengembangkan materi sesuai dengan kompetensi mengajarnya secara mandiri. Di sisi lain guru lebih mengenal karakteristik siswa dan kondisi sekolah serta lingkungannya.
Prosedur pengembangan media video dapat dilakukan dengan langkah-langkah yaitu (1) Analisis kebutuhan, (2) Identifikasi Fasilitas yang dibutuhkan, (3) Identifikasi Sumber Daya, (3) Lokakarya Penulisan Skript / Naskah, (4) Pelatihan Produksi Video (5) Kegiatan produksi.
1).  Prinsip Pengembangan Materi Video
a) Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b) Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi kedalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
c) Sistematis
Komponen-komponen materi saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d) Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
e) Memadai
Cakupan indikator, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f) Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, serta peristiwa yang terjadi.
g) Fleksibel
Keseluruhan komponen materi dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah/lembaga pendidikan dan tuntutan masyarakat.
h) Menyeluruh
Komponen materi mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

2)   Tahapan Pengembangan Materi
a) Perencanaan
Penyusun materi terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan materi. Pencarian informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi seperti multi-media dan internet.
b) Pelaksanaan
Dalam melaksanakan penyusunan materi perlu memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan materi, seperti Standar isi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan aturan penyusunan materi kedalam silabus, rancangan program pembelajaran dan Standar Kompetensi serta Kurikulum yang diterapkan.
c) Perbaikan
Buram materi perlu dikaji ulang sebelum diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Pengkaji dapat terdiri atas para spesialis ahli mata pelajaran, guru/instruktur, kepala sekolah, dan siswa itu sendiri.
d) Pemantapan
Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria dengan cukup baik dapat segera disampaikan kepada Kepala atau Pimpinan lembaga pendidikan yang bersangkutan.
e) Penilaian Materi
Penilaian pelaksanaan materi perlu dilakukan secara berkala yang telah dijabarkan dalam sebuah silabus dengan menggunakan model-model penilaian kurikulum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar